Di
kalangan awam, ekonomi islam adalah ekonomi arab. Pernyataan tersebut tidak
sepenuhnya salah karena memang saat ini ekonomi islam yang berkembang merupakan
sistem kapitalisme yang diislamisasi. Setelah banyaknya kekacauan dan
gagalnya ekonomi kapitalisme konvensional dalam menjawab kemashlahatan umat
maka lahirlah Ekonomi Islam, dan ketika konvensional tersebut sudah digalau-in
sama kekhawatiran-kekhawatiran masyrakat maka solusi yang “katanya” real
beralih ke sistem ekonomi yang d-iislamisasi.
Bisa
dibilang bahwa ekonomi islam yang lahir saat ini adalah anak haram
dari sistem konvensional tersebut, belum ada sistem yang murni dibentuk dari
teori islam. Jadi untuk menghasilkan ekonomi islam murni maka yang pertama kali
dibangun harus dilandas dengan sistem hukum islam bukan yang adobsi
konvensional.
Indonesia
is the biggest Islamic rietail banking in the world
yaitu negara dengan bank ritel syariah terbesar di dunia (Ritel adalah seluruh
proses transfer barang dan jasa dari produsen ke konsumen). Di timur tengah dan
negara-negara teluk lainnya, istilah Islamic banking (perbankan islam) adalah Islamic
investmen banking (duitnya banyak tapi orangnya yang sedikit) dan uang
tersebut diinvestasikan di London. kalau Islamic banking di Malaysia adalah Islamic
corporate banking yaitu pembiayaan diberikan ke perusahan besar dengan
jangka waktu relatif panjang dengan 70-75% persen dana pihak ketiganya adalah
dana milik pemerintah dan BUMN, tapi yang bener-bener dari masyarakat hanya
20-25%, sehingga di Malaysia modal dananya stabil. Maka perbankan syariah
berani memberikan modalnya ke perusahan besar.
Islamic
banking di Indonesia adalah Islamic rittel banking yang artinya dana dari BUMN/Pemerintah
tidak ada dan tidak tercampur. Hal itu karena regulasi/aturan bank syariah dan
pemerintah dalam hal ini BUMN memang berbeda.
Ekonomi
islam tidak hanya berkutat pada sektor perbankan islam saja, namun juga
diterapkan pada sektor pertanian, perkebunan dan semua yang bersinggungan
dengan kemashlahatan manusia. Namun saat ini sistem konvensional sangat dominan
di Indonesia, jadilah ekonomi islam masih menonjol pada perbankan, asuransi dan
pegadaian syariah saja.
Kalau
kita tinjau secari kualitatif, embel-embel syariah (bank, pengadaian, asuransi)
di Indonesia memang menunjukkan puncak musim seminya, yaitu menjadi tren tersendiri
dikalangan pakar ekonomi meskipun pada tahun-tahun lalu banyak yang meragukan
eksistensinya,
Mari
kita lihat capain Indonesia saat ini sebagai beikut.
- Indonesia adalah negara dengan jumlah BPR (Badan Pengkreditan Rakyat) terbanyak di dunia yaitu mencapai ±150 bpr.
- Indonesia juga mempunyai asuransi syairah terbanyak di dunia yaitu 40 badan asuransi.
- Raksa dana Syariah, dan sukuk dengan urutan kedua dibawah Malaysia.
- Indonesia adalah negara dengan ±20 jt nasabah dan asuransi. Kalau dihitung hmpir sama dengan populasi penduduk Malaysia, SAUDI?? Lewat coyyy ……
- Indonesia adalah negara yang paling banyak DPS (dewan pengawas syariah) yaitu ±208 orang yang sudah lulus sertifikasi satu yaitu sertifikasi akad murabahah musyarakah. Terdapat 3 level sertifikasi di DPS.
- Indoneisa paling banyak universitas yang menawarkan mata kuliah syariah
- Indonesia adalah negara yang mempunyai Islamic banker paling banyak di dunia yaitu 20.000 orang yang juga sudah lulus sertifikasi syariah.
Itulah
segelintir capain Indonesia saat ini, dan jika dikembangkan lagi dan didrong
oleh pemerintah maka tidak menutup kemungkinan Indonesia menjadi motor
pergerakan ekonomi islam di dunia. Meskipun saat ini Malaysia yang paling
menonjol namun kalau ada kebijakan khusus insya Allah akan berkembang pesat.
Karena apa? Karena ±80% dri 250 JT penduduk Indonesia berada di konvensional,
jika setengahnya saja ke syariah maka sudah sangat jelas kita berada di pucuk.
Faktanya
lagi adalah Indonesia sudah menjadi kiblat tujuan pelajar dari afrika, eroap,
amerika, turki (termasuk 15 negara ex-Rusia) sebagai tujuan pembelajaran islamic
banking, bukan ke Malaysia maupun ke timur tengah karena kita menganut sistem ritel
banking, bukan investmen banking. Kalau di Indoneisa memakai murobahah,
tapi kalau di timur tengah tawarru’ murobahah.
Satu
lagi, pernyataan yang menggelitik bahwa Perbankan syariah sama saja dengan
bank-bank pada umumnya yang menjalankan "riba". Bank BNI syariah sama
saja dengan BNI, Mandiri syariah sama saja dgn Mandiri tanpa syariah, yang jadi
pembeda hanya ibu-ibu respsionis saja yg memakai krudung. #Katanya ??????
Wallahu
a’lam,
Sekian, dan jangan diambil mentah-mentah, mohon dikoreksi dan
dibenarkan jika ada yang keliru (Y)
Rendika
Agustianto
Universite
Cadi Ayyad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar