Teman,
Aku masih
terkenang malam yang temaram kala itu
Saat
sepenggal fajar pertama kita lumuri tawa
Dan
pekat malam dengan malu-malu mulai pamit entah kemana.
Percakapan
yang entah mengapa tak ada bosannya
Seakan
melipat tirai jemu dengan rapihnya
Waktu
itu aku katakan padamu untuk teruskan
Dan
senyummu sedetik setelahnya masih tersimpan
Aku
lihat gigilmu kala sebait angin menyapa
Kau
diam dan aku takut malam bertolak
Lalu
lirikmu tepat saat adzan membahana
Menjadi
akhir malam yang sealalu ku ingat.
Tanger,
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar