Bagaimanakah Istri Yang Baik?
Oleh: Said M. Syakir
Oleh: Said M. Syakir
Sangat penting bagi seorang
laki-laki untuk mengerti kualitas dan sifat-sifat seorang wanita sebelum dia
dipertimbangkan menjadi sebagai seorang istri,apabila kita melihat
pemuda-pemuda pada zaman ini,sungguh orientasi mereka dalam mencari pasangan
hidupnya kebanyakan hanya mengutamakan kriteria yang berlandaskan kepuasan
dunia saja. Ex;
- Semok, montok dan sejenisnya
- Cantik, putih , menawan dan sejenisnya
- Tinggi, mancung, berlesung pipit dan sejenisnya.
Dan masih banyak lagi contoh2 yang
mungkin kawan2 lebih tau dan paham akan hal itu.
Tapi apakah hal itu akan membuat
para lelaki akan bahagia ketika menjalani hidup di dunia ini?
Dikatakan dalam Musnad Imam Ahmad,
dari Sa ad bin Abi Waqqas Radliallahu Anhu, bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
"Tiga sebab kebahagiaan anak
Adam dan tiga hal penyebab penderitaan. Penyebab kebahagiaan anak Adam adalah :
(1) Istri yang baik, (2) Rumah yang bagus dan (3) Kendaraan yang bagus. Hal
yang menyebabkan menderita : Istri yang jelek, rumah yang buruk dan kendaraan
yang buruk."
Dikatakan juga dalam Shahih al-Jaami
bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Empat hal yang mendatangkan
kebahagiaan: (1) Istri yang baik, (2) Rumah yang bagus, (3) Tetangga yang baik,
dan (4) Kendaraan yang bagus. Empat hal yang menyebabkan menderita: Istri yang
buruk, tetangga yang buruk, kendaraan yang jelek dan rumah yang
sempit/kecil."
Rasulullah SAW juga bersabda;
اﻟﺪ ﻧﻴﺎ ﻜّﻟﻬﺎ ﻤﺗﺎع ّ وﺧﻴر ﻤﺗﺎﻋﻬﺎ اﻟﻤرأة اﻟصاﻟﺤﺔّ
“Sesungguhnya dunia itu
adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (Hr.
Muslim). Al Qadhi ‘Iyyadh rahimahullah
berkata : “Tatkala Nabi Saw menerangkan kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa
mereka mengumpulkan harta selama mereka menunaikan zakatnya, beliau memandang
perlunya memberi khabar gembira kepada mereka dengan menganjurkan mereka kepada
apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri shalihah yang cantik (lahir
bathinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemuimu, bila engkau pandang
menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya, engkau
dapat bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan
menjaga rahasiamu, engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluankeperluanmu,
ia mentaati perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu
dan memelihara/mengasuh anak-anakmu,”
Sangat penting dan perlu atas
seorang laki-laki untuk melihat seorang wanita yang bisa menjadi istri yang
baik dan ibu yang baik bagi anak-anaknya (di masa depan).
Dalam hadis lain yang
diriwayatkan oleh muslim, rasulullah SAW bersabda;
حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي شُرَحْبِيلُ بْنُ شَرِيكٍ
أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Yang artinya; "telah menceritakan kepadaku Muhammad bin
Abdullah bin Numair Al Hamdani telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Yazid telah menceritakan kepada kami Haiwah telah mengabarkan kepadaku
Syurahbil bin Syarik bahwa dia pernah mendengar Abu Abdurrahman Al Hubuli telah
bercerita dari Abdullah bin 'Amru bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan
adalah wanita shalihah."
Pasti sangat sulit untuk menemukan istri yang baik karena dia merupakan berlian yang jarang ditemukan. Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dari Ibnu Abbas Radliallahu Anhu, bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam ditanya oleh Umar bin al-Khattab Radliallahu Anhu:
"Akan aku informasikan kepadamu
harta benda yang terbaik yang bisa seseorang dapatkan, yaitu istri yang baik
(shalehah). Ketika dia (suaminya) melihatnya dia akan membuatnya senang dan
ketika dia diperintah maka akan patuh dan ketika dia ditinggal (jauh dari
suami) maka wanita itu akan menjaga dirinya."
Hadits ini merupakan pernyataan yang jelas bahwa istri yang baik adalah orang (1) yang membuat senang dan bahagia hati suami ketika suaminya melihatnya, (2) mematuhi suaminya ketika dia memerintah mengerjakan sesuatu(yang bukan larangan Allah SWT), dan (3) melindungi kehormatannya, rahasianya, keluarga (anak-anak) dan hartanya ketika suami tidak ada di sisinya.
Diriwayatkan dalam Shohih al-Jaami
bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Hati yang bersyukur, lisan
yang mengingat Allah dan istri yang baik (zaujah shalihah) yang akan menolong
kamu dalam urusan hidupmu dan agamamu, inilah harta benda terbaik yang dapat
dimiliki manusia."
Sangat penting bagi seorang wanita-orang yang akan menjadi istrimu dan membantu kamu menegakkan dien (agama) memiliki sifat-sifat dan kualitas tersebut sebelum kamu mempertimbangkan/memutuskan untuk menikahinya.
Allah SWT juga meminta kita untuk
menikah dengan orang yang baik, dalam firmannya;
وَأَنكِحُوا
الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ
مِن فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang
yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Dalam ayat lain, Allah Subhaanahu Wa
Ta ala berfirman tentang sifat-sifat wanita jannah (surga)yang artinya;
"Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak
ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)." (QS AnNisaa : 34)
Shalihat artinya mereka adalah
wanita yang baik agamanya. Qaanitaat artinya mereka patuh terhadap suaminya.
Dan Haafizaat lil-Ghaib artinya mereka menjaga harta, kekayaan, anak-anak
suaminya dan seterusnya tatkala suaminya pergi.
Oleh karena itu, sifat-sifat dari
wanita yang baik yang telah disebutkan oleh Allah Subhaanahu Wa Ta ala dan
Rosul-Nya adalah:
* Shaalihat, mereka melaksanakan
dien dan memiliki dien/agama yang baik
* Qaanitaat (mutii aat), patuh
kepada suaminya sepanjang dia tidak memerintahkan untuk tidak patuh kepada
Allah.
* Menjaga diri mereka tatkala
suaminya tidak ada
* Menjaga harta, kekayaan dan
anak-anak suami
* Membahagiakan hati suami (yaitu
dengan aktif untuk menyayangi dan bersosialisasi dengannya)
Di dalam hadis lain Rasulullah SAW
juga bersabda yang artinya; "Wanita (pada umumnya) dinikahi karena 4 hal :
karena hartanya, karena statusnya, karena kecantikannya dan karena agamanya.
Pilihlah wanita yang baik agamanya, maka tanganmu akan dipenuhi dengan
pasir-pasir (kebaikan)."
(Shahih Muslim, Hadist No. 1466)
Wanita yang baik, akan selalu ingat
akan tanggung jawab terhadap suaminya dan kewajibannya kepada Allah. Dia akan
selalu mengingatkannya untuk sholat, mendorongnya untuk berdakwah dan mendukung
jihad serta mengerjakan kewajiban-kewajibannya tanpa diminta. Jika suaminya
baik maka suaminya akan memenuhi kebutuhannya dan memperhatikannya, dia tidak
akan pernah melirik wanita lain karena istrinya tertambat di dalam hatinya.
Untuk wanita yang tidak baik
akhlaqnya, kalau dia tua maka dia akan mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa
dia masih muda dan merasa seperti wanita-wanita yang berumur belasan tahun. Dia
tidak akan punya waktu untuk tilawah AlQur an, mengurus anak-anak atau bahkan
suaminya. Sebaliknya dia akan berada di depan kaca, menggunakan make-up, dan
mencoba menyembunyikan keriput dan noda-noda di wajahnya.
Pasangan yang terbaik dalam hidup
ini adalah wanita yang beriman (muslim) dengan kebaikan agamanya maka ia akan
dapat menolong suaminya untuk menempuh kehidupan yang sesuai dengan Islam.
Istri yang baik adalah seperti
Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anhu, istri Nabi Salallahu Alaihi
Wasallam, wanita yang mengimaninya ketika orang-orang mengkufurinya;
mempercayainya ketika orang-orang tidak mempercayainya; menerima apa yang
beliau katakan ketika orang-orang mengingkarinya; melindunginya ketika beliau
membutuhkannya; menolongnya ketika orang-orang mencoba untuk mencelakakannya.
Khadijah mendampinginya dalam kehidupan yang susah maupun senang.
Wanita yang baik adalah seperti Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, wanita yang sangat bangga akan agamanya. Dia mengirimkan anak laki-lakinya ke jalan surga dengan syahid, dan dia mendorongnya untuk berdiri teguh di depan Thaghut sampai mati dengan kematian yang mulia, dan masih banyak contoh-contoh keteladanan istri-istri yang baik di zaman para salaf.
Seorang muslim ketika membangun mahligai rumah tangga tentunya menginginkan kehidupan rumah tangga yang akan ia jalani dapat berjalan dengan baik, rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, sarat dengan kebahagiaan, penuh pengertian dan saling ta’awun (tolong menolong). Ia juga mengharapkan pendamping – istri yang pandai memposisikan diri untuk ikut menjaga atap rumah tangga dan menjadi tempat beristirahat dari hiruk-pikuk kehidupan dan aktifitas di luar rumah. Ia juga berharap dari rumah tangganya lahir keturunan yang shalih dan shalihah yang menjadi penyejuk pandangan mata (qurrata a’yuun) baginya. Tentunya dari semua harapan di atas hanyalah dapat didapat kalau yang dipilihnya adalah wanita muslimah yang shalihah. Yang mengerti tentang agama, yang dapat menjadi teman hidup baik suka maupun lara, yang dapat mendoakan suaminya agar selalu mendapat perlindungan Allah ketika beraktifitas di luar rumah, yang dapat membantu suami menanamkan tauhid Laa Ilaaha Illallah dalam rumah tangga, yang dapat mendidik anak-anak berakhlak mulia berbudi pekerti yang luhur. Namun sebaliknya jika pendamping hidupnya itu adalah wanita yang tidak terdidik dalam agama, maka ketika rumah tangga dijalani biasanya dipenuhi percekcokan dan pertengkaran, dari mulai keinginannya yang tidak mau mendukung suami ketika susah sampai tidak dapat menjaga kehormatan ketika suami tidak sedang berada di rumah – Bagaikan duri dalam daging mungkin ungkapan itu yang lebih tepat untuk mendeskripsikan keadaan itu, bukan lagi kebahagiaan yang didapat hanya keruwetan dan kesengsaraan setiap detik waktu yang dijalani, na’uzubillahi min dzaalik…
Oleh karena itu maka pada kesempatan kali ini kita akan menguraikan sifat-sifat istri yg sholehah in sya Allah.
Allah SWT berfirman;
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا
فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ
لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ
وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي
الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ
أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا [٤:٣٤]
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin
bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki)
atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu maka wanita yang shaleh,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri [1] ketika suaminya tidak
ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) [2]. wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya [3], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya [4]. Sesungguhnya Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS.
An Nisaa’ : 34)
Syekh Abdurrahman bin Nashir As
Sa’di rahimahullah berkata : “Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan
kepada Tuhannya, taat kepada suaminya. “ Karena itulah Allah berfirman : Wanita
shalihah adalah yang taat, yakni taat kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala, lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Yakni taat kepada suami mereka
bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian), dia menjaga suaminya dengan
menjaga dirinya dan harta suaminya.”
Ketika Rasulullah Saw menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya
sampai Beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah
Subhanallahu wa Ta’ala menyatakan kepada RasulNya dengan firman-Nya :
عَسَىٰ رَبُّهُ
إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِّنكُنَّ مُسْلِمَاتٍ
مُّؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ
وَأَبْكَارًا [٦٦:٥]
Jika nabi menceraikan kamu, boleh
jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik
daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang
mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.” (QS. At Tahrim
: 5)
Dari ayat yang Agung di atas, dapat diambil kriteria atau sifat istri yang shalihah :
1. MUSLIMAT. Adalah wanita yang shalihah yang ikhlas kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala, menerima suami apa adanya, tunduk dan taat kepada perintah dan larangan Allah dan RasulNya.
2. MU’MINAT. Adalah wanita yang membenarkan adanya perintah dan larangan Allah dan RasulNya.
3. QANITAT. Adalah wanita yang taat.
4. TA’IBAT. Adalah wanita yang senantiasa bertaubat bagi dosa-dosa mereka, dan selalu kembali kepada perkara-perkara yang dibenarkan Allah dan Rasul-Nya ketika mengalami kekeliruan.
5. ‘ABIDAT. Adalah wanita yang gemar melaksanakan ibadah kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan hanya mentauhidkan kepada Allah semata Laa Ilaaha Illallah.
6. SAIHAT. Adalah wanita yang menjalankan shaum/puasa.
“Apabila seorang wanita shalat lima waktu,
puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka
dikatakan kepadanya : Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang
kamu suka.” (Hr. Ahmad)
Berdasarkan
dalil-dalil di atas dapat kita simpulkan, sifat istri yang shalih adalah
sebagai berikut :
- Bertauhid kepada Allah Swt – Laa Ilaaha Illallah.
- Tunduk terhadap perintah Allah Subhanallahu wa Ta’ala, dan istiqomah dalam ketaatannya dengan gemar menjalankan ibadah, seperti : shalat (wajib maupun sunnah), puasa, bersedekah dan seterusnya.
- Menjauhi semua perkara yang dilarang dan menjauhi tabiat yang buruk dan rendah.
- Selalu kembali kepada Allah dalam taubatnya, beristighfar dan banyak berzikir, bertasbih kepada Allah serta manjauhi pergaulan yang dipenuhi oleh laghw (tak berguna) seperti ghibah, dusta, namimah dan seterusnya.
- Taat kepada suami dalam perkara kebaikan bukan dalam maksiat kepada Allah dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
- Menjaga dirinya dan harta suaminya ketika suami tidak berada di rumah.
- Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya. Rasulullah Saw bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Dimana jika suaminya marah, ia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada 2 tangan suaminya seraya berkata ; aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (Hr. An Nasa’I)
- Melayani suaminya dalam khidmat kepadanya, seperti menyiapkan makan dan minumnya, tempat tidur, pakaian dan yang semacamnya.
- Menjaga rahasia-rahasia suami, terlebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara ia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid rah. menceritakan ia pernah berada di sisi Rasulullah Saw, ketika itu kaum laki-laki dan wanita sedang duduk, Beliau Rasulullah Saw bertanya : “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab : Demi Allah! Wahai Rasulullah sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami). Beliau Rasulullah Saw bersabda : “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syetan jantan yang bertemu dengan syetan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (Hr. Ahmad)
- Selalu tampil cantik dan menarik di hadapan suaminya. Jadi manakala suami memandangnya sungguh menyejukkan pandangannya. Rasulullah Saw bersabda : “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri akan menjaga dirinya.” (Hr. Abu Dawud).
- Ketika suaminya sedang berada di rumah artinya tidak bepergian, maka ia tidak akan mengerjakan perkara yang sunnah seperti puasa sunnah, kecuali jika suaminya mengizinkan. Sabda Rasulullah Saw : “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa sunnah sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan seizinnya.” (Hr. Al Bukhari dan Muslim)
- Pandai bersyukur pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya. Rasulullah Saw bersabda : “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada Beliau : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab : “Mereka mengkufuri suaminya dan tidak mensyukuri kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang diantara mereka (istri) setahun penuh, kemudian ia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya ia berkata ; aku tidak pernah melihat kabaikan pada dirimu sama sekali.” (Hr. Al Bukhari dan Muslim). Dalam hadits lain Beliau bersabda : “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal ia membutuhkannya.” (Hr. An Nasa’I).
- Segera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang diperkenankan oleh syar’I, tidak menjauhi tempat tidur suaminya. Sabda Rasulullah Saw : “ Demi Zat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (Hr. Muslim) – “Apabila seorang istri bermalam dalam keadaaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali ke suaminya.” (Hr. Al Bukhari).
Nah bagaimana kawan-kawan, apakah
anda tertarik untuk memiliki istri sekarang…? Tapi jangan lupa, kertika
anda mencari pendamping hidup, carilah dengan teliti.Karna dialah yang akan
mendidik keturunan-keturunanmu kelak, dan dialah juga yang akan menemani
hudupmu.
Semoga kita semua mendapat pendamping hidup yang dapat membahagiakan
kita di dunia dan akhirat.
Penulis adalah Mahasiswa Program Sarjana Universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah - Fes. Penulis dapat dihubungi melalui FB: سيد شاكر
Tidak ada komentar:
Posting Komentar