Oleh: Zaki Hilmi Mahendra
Melawan
Diri Sendiri
(Tantangan
Terbesar Menuju Kesuksesan)
Ketika kita
berbicara tentang musuh, tentu yang terbayang dalam benak kita adalah seseorang
atau sesuatu yang menghadang, membahayakan dan menghalangi kita dari tujuan dan
cita-cita, serta yang harus kita lawan dengan segenap kekuatan. Tapi tahukah
kita tentang musuh yang paling berbahaya, yang menjadi rintangan terbesar dalam
mencapai kesuksesan? musuh yang tak kasat mata. Itulah diri kita sendiri.
Melawan diri
sendiri berarti menghilangkan ego, mengedepankan akal sehat, membuang segala
pikiran dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang akan menghambat kita dalam meraih
kesuksesan. Dan hal ini tidaklah mudah, butuh perjuangan dan kesabaran yang
tinggi ketika menghadapinya.
Niat yang benar
Rasulullah SAW
bersabda “ Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung kepada niatnya, dan
setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan….” (Shahih Bukhari
hadis no. 1, Muslim no. 1907, dari Umar bin Khattab RA). Niat merupakan hal
yang paling dasar bagi seseorang yang ingin memulai sebuah aktivitas. Dimulai
dengan niat yang benar dan ikhlas, maka hasilnya akan maksimal. Sebaliknya niat
yang tidak benar hanya akan membawa kepada kegagalan.
Istiqomah
Ini yang sulit,
ketika awalnya niat kita sudah benar, namun di tengah jalan banyak godaan yang mengganggu, mencoba untuk
memalingkan kita dari tujuan awal kita. Godaan-godaan ini berbagai macam
bentuknya, bisa berupa rasa malas, putus asa, bosan, dsb. Gangguan-gangguan ini
akan terus ada seiring berjalannya waktu, bahkan bertambah banyak. Disinilah
diri kita diuji apakah kita bisa berlaku istiqomah atau tidak, tetap berpegang
teguh kepada niat awal, atau justru melenceng kepada jalan yang lain.
Ketika perang
uhud, nabi Muhammad SAW menempatkan 50 orang pemanah di atas bukit untuk
melindungi sayap kiri pasukan kaum muslimin dari serangan pasukan kavaleri kaum
Quraisy. Di awal pertempuran strategi ini cukup efektif, serangan-serang kaum
Quraisy mampu dipatahkan dan dipukul mundur. Kaum muslimin mendapat momentum, kini
mereka berada di atas angin dan sepertinya kemenangan akan segera diraih. Kaum
Quraisy telah terpecah belah dan pasukan mereka kocar kacir. Sebagian lari
tunggang langgang meninggalkan harta yang banyak di hadapan kaum muslimin.
Melihat suasana seperti itu, sebagian besar pemanah turun untuk mengambil harta
rampasan sehingga praktis bukit tersebut hanya dijaga oleh beberapa orang saja.
Melihat hal ini, Khalid bin Walid bersama pasukan kavalerinya tidak
menyia-nyiakan hal tersebut. Mereka berbalik menyerang pasukan yang menjaga
bukit. Tak perlu waktu lama, mereka segera menguasai bukit tersebut dan
menyerang kaum muslimin dari belakang. Posisi kaum muslimin sekarang terjepit,
keadaan berbalik seratus delapan puluh derajat. Kemenangan yang tadi sudah berada
di depan mata, jadi sirna seketika.
Dari kisah
tersebut dapat kita ambil hikmah bahwa kita harus istiqomah dalam menjalankan
tugas sampai akhir apapun yang terjadi. Jangan sekali-kali kita tergiur oleh
sesuatu sehingga memalingkan kita dari tujuan awal kita. Dalam contoh tadi
meskipun kemenangan sudah di depan mata, pasukan pemanah hendaknya tetap
menahan diri dan tetap di posisi mereka sampai perang benar-benar berakhir,
apapun yang terjadi di bawah. Sebab itulah tugas yang diberikan oleh nabi SAW
kepada mereka.
Usaha Maksimal untuk Hasil Maksimal
Terkadang ketika
kita mengalami kegagalan, kita selalu berkata “mungkin sudah takdirnya begini”,
atau “mungkin sampai disini kemampuan saya”, tanpa menelusuri lebih lanjut
apakah kita sudah berusaha dengan maksimal atau hanya setengah-setengah.
Kroasia
melangkah ke babak semifinal Piala Dunia 2018 setelah mengalahkan Rusia via adu
penalti. Kiper Kroasia Danijel Subasic tampil sebagai pahlawan dengan
menggagalkan tendangan penalti penendang pertama Rusia. Lebih hebatnya lagi,
ternyata Subasic bermain dalam keadaan cedera. Cedera tersebut didapat di
penghujung babak kedua ketika ia berusaha mencegah bola keluar lapangan agar
tak menghasilkan sepak pojok untuk Rusia. Ia tampak kesakitan, kiper cadangan
sudah melakukan pemanasan untuk berjaga-jaga kalau ia tak bisa melanjutkan
pertandingan. Namun Subasic akhirnya tak pernah diganti. Jatah pergantian
terakhir dipakai untuk mengganti Sime Vrsaljko yang cedera lutut. Bermain
dengan cedera tak menyurutkan kemampuan Subasic, ia bahkan berhasil melakukan
penyelamatan penting dengan memblok upaya Daler Kuziaev. Usahanya tak sia-sia,
timnya memenangi babak adu penalti dan lolos ke semifinal.
Usaha sebanding
dengan hasil. Mereka yang bekerja keras dan pantang menyerah pasti akan
mendapat hasil yang terbaik. Semakin besar pengorbanan yang kita berikan,
semakin besar pula hasil yang kita dapatkan. Seperti kata iklan, no pain no
gain.
Jatuh Bangkit lagi
Berani mencoba
berarti berani untuk gagal, jika takut gagal maka kita hanya akan bergerak di
tempat saja. Jika usaha kita mengalami kegagalan, cermati lagi mungkin ada yang
salah disana, perbaiki dan coba lagi. Mencoba lalu gagal merupakan hal yang
biasa, namun bangkit dari kegagalan merupakan hal yang luar biasa. Sebab tak
banyak orang yang bisa melakukannya, apalagi setelah gagal berulang kali. Dibutuhkan
kesabaran dan keteguhan hati serta tekad yang kuat untuk melakukan hal
tersebut. Banyak sekali kisah orang-orang yang pantang menyerah dan terus
berjuang walaupun mengalami kegagalan berulang kali. Thomas Alva Edison sampai
mencoba ribuan kali untuk mendapatkan setelan bohlam yang pas. Soichiro Honda,
meskipun pabiknya berulang kali hancur akibat terkena bom pada Perang Dunia II,
tetap semangat membangun usahanya kembali sampai sukses. J.K. Rowling dengan
Novelnya Harry Potter sempat ditolak berulang kali oleh penerbit sampai
akhirnya karyanya laku keras di pasaran. Dan banyak lagi kisah-kisah inspiratif
tentang tokoh-tokoh yang berangkat dari kegagalan berulang kali sampai akhirnya
mereka berada di puncak kesuksesan.
Kalah Sebelum Bertanding
Mentalitas
sangat menentukan peforma seseorang, semakin bersemangat ia akan sesuatu, maka
semakin besar kemampuan yang akan ia keluarkan. Sebaliknya jika ia tak yakin
akan berhasil dan dihantui akan rasa kegagalan, maka besar kemungkinan ia akan
gagal. Optimisme sangat diperlukan, bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Sebab
tak ada hal yang 100% akan berhasil semudah apapun itu, dan tak ada yang 100%
gagal sesulit apapun itu. Sekecil apapun peluang, tetap harus optimis, karena
kita tak akan tahu hasilnya sebelum mencoba.
Final NBA 2016
merupakan salah satu pertandingan paling dramatis dalam sejarah NBA. Cleveland
Cavaliers yang diperkuat Lebron James menghadapi superteam Golden State
Warriors, yang diperkuat pemain-pemain bintang seperti Stephen Curry, Draymond
Green dan Andre Iguodala. Lebron James yang sejak kepulangannya ke Cavs pada
2014, bertekad untuk membawa timnya menjuarai NBA. Namun hal tersebut terbukti
tak mudah. Pada NBA edisi 2015 mereka berhasil mencapai final, namun
ditumbangkan oleh Warriors di partai puncak. Dan pada tahun ini mereka kembali
berjumpa dengan Warriors di final, tim yang mengalahkan mereka tahun lalu. Game
pertama dan kedua berhasil dimenangi Warriors. Cavaliers mampu merebut game
ketiga, namun di game keempat Warriors menang lagi. Skor sementara Warriors
memimpin 3-1 dan hanya butuh satu kemenangan lagi untuk menjadi juara. Lebron
dkk. dihadapkan pada pilihan yang sulit, sepanjang sejarah NBA belum pernah ada
tim yang mampu bangkit dari ketertinggalan 3-1 dan menjadi juara. Namun mereka
tak menyerah. Dan benar saja, tiga game tersisa mampu disapu bersih Cavaliers.
Mereka berhasil membalikkan keadaan menjadi 4-3 dan merengkuh trofi juara untuk
pertama kalinya sejak 1964 silam.
Pelajaran yang
dapat diambil adalah tidak pernah bukan berarti tidak mungkin, selama ada tekad
dan terus berjuang sesuatu yang awalnya tampak mustahil dapat menjadi mungkin.
Terus berjuang dan jangan pernah menyerah.
Itulah beberapa
tantangan yang harus kita hadapi demi menuju kesuksesan. Pertarungan melawan diri
ini akan terus berlanjut sampai kapanpun. Siapa pemenangnya, itu tergantung
kepada pribadi masing-masing. Ambil kendali atas diri sendiri atau biarkan hawa
nafsu yang menguasai. Semua terserah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar