Oleh: Syafiq Ribhi Farhan
Di sore hari yang cerah ketika para santri
sedang sibuk dengan kesibukkan mereka masing-masing di pesantren aku melihat
tepat di depan kantor direktur kesiswaan ada seorang ustadz yang aku idolakan
sedang duduk sendirian bermain gadget.
Entah beliau sedang menunggu seseorang atau mungkin motornya sedang di cuci
sama santri hehehe. Biasanya santri yang minta motor para ustadz di cuci sama
dia biar dapat berkah, katanya.
Tapi
entahlah, yang jelas aku melihat beliau sedang duduk sendirian . Kebetulan
ustadz itu yang kuingin tanyakan tentang pengalaman beliau kuliah di negeri
orang. Yups! beliau lulusan universitas ternama di yaman. Tepatnya di
Al-Ahgaff. Ustadz Deki namanya.
Akhirnya aku berjalan mendekati beliau dengan
malu-malu dan mengucapkan salam kepadanya."Assalamualaikum tadz,"
Ucapku sambil mengulurkan tangan untuk mencium tangan beliau. Ustadzpun menjawab
"Waalaikumsalam, eh si farhan ada apa han?". Aku berkata
"Hmmm....nggk ada apa-apa sih tadz cuma pengen ngobrol aja sama ustadz hehehe."
Sambil menggaruk kepala padahal nggak gatal. " Laah berarti ada apa-apa
dong kalau begitu han?" Kata Ustadz sambil tersenyum. " hehe iya tadz
cuma antum nya sibuk nggak tadz?." Tanyaku.
" ohh....ane kebetulan lagi nggak sibuk
nih han." Jawab ustadz. "Alhamdulillah....tadz sebenernya ane pengen
tau pengalaman antum kuliah di yaman." Kataku. "Ohhh begitu han.
Hmm... klo di ceritain semua panjang han... tpi ane ceritain sedikit deh buat
farhan." Ucap ustadz. " ya nggak papa tadz mau sedikit apa banyak ane
siap tampung hehee" balasku.
Dan ustadz pun mulai cerita " dulu nih
han, waktu di yaman pak ustadz di tahun pertama pernah nggak punya uang sama
sekali selama 5 hari. Pak ustadz makan cuma ngandelin dari dapur. Yaa entah itu
roti sma selai atau roti sma zaitun dll. Pas di hari ke-5 pak ustadz nelpon ke orang tua ... waktu itu
nelpon nggak segampang seperti sekarang han dulu ustadz klo mau nelpon ke luar
negeri yaa terutama ke orang tua itu harus pake wartel udah begitu harus cepet-cepat
soalnya banyak yg ngantri. Tapi pas ustadz mau minta ke orang tua eh...ibu bilang kalo ade lagi
sakit harus di rawat. Akhirnya pak ustadz nggak jadi minta han soalnya uangnya
pasti buat berobat ade ustadz. Sedih ustadz disitu han. Sampai-sampai mental ustadz down. Akhirnya suara adzan
ashar berkumandang dan pak ustadz pun
pergi ke masjid dengan hati yang sedih.
Dan ustadzpun langsung berwudhu untuk
melaksanakan sholat ashar berjamaah di masjid. Dengan hati yang sedang gundah
gulana dan pikiran yang sedang memikirkan adik yang sedang sakit nan jauh
disana tapi ustadz tetap berusaha sholat dengan khusyuk agar diterima sholatnya. Selesai sholat saya (pak ustadz)
langsung curhat ke Allah dengan
berdoa setelah sholat sambil meneteskan air mata di pojokan masjid. “Ya Allah anu Ageng hirup teh Kieu-kieu
teuing Icis teu gaduh,emam jeung roti deui
zaitun deui ya Allah gampilkeun abdi hirup didieu sarta sehatkeun abdi
jeung sepuh abdi sarta lancarkeun rezekina. Mugi-Mugi oge Adi abdi enggal
damang ti panyakitna”. Bahasa Sunda yang artinya ( ya Allah hidup gini-gini
amat duit nggak punya,makan make roti lagi zaitun lagi ya Allah mudahkan hamba
hidup disini. dan sehatkan saya dan orang tua saya. Semoga adik saya cepat
sembuh dari penyakitnya)amiiinn.
Kembali ke kegiatan seperti biasa di sore
hari sambil menunggu waktu maghrib para mahasiswa sibuk dengan kegiatannya
masing-masing. Saya sedang membaca Al-Qur’an di masjid dan ketika itu pula
teman saya menepuk bahu dari belakang dan berkata “ deki, kok masih disini? Kan
orang Indonesia semuanya Lagi pada ke rumah kakak kelas.” Saya menjawab dengan
raut muka yang bingung “ apa? Ke rumah kakak kelas? Emang ada apa pada kesana?”
Temannya menjawab “ laaah ente nggak tahu? Kita semua orang Indonesia di undang
sama dia ke rumahnya karena dia mau syukuran lahiran anaknya yang pertama.”
‘’Ya Allah disitu saya langsung sujud syukur
dengan hati yang terharu dan mengucapkan Alhamdullilah di dalam hati. Keluarlah
saya dari masjid bersama teman saya dan bersiap-siap untuk menghadiri acara
syukuran di rumah kakak kelas. Sampai disana sudah banyak mahasiswa Indonesia
berkumpul dan banyak juga hidangan yang
sudah di siapkan sohibul bait yang
mewah buat ukuran mahasiswa di Yaman yaa seperti rendang, sayur sop, ayam goreng,
telur balado, dan yang paling penting dimata mahasiswa Indonesia di luar negeri
itu ya sambel. Kalo makan nasi nggak
pakai sambel itu kaya hidup tanpa cinta
bagai taman tak berbunga. Eaaaaaaaaaa.......’’
‘’Alhamdulillah Han....... ternyata pak
ustadz sama teman-teman yang lain nggak cuma di kasih matengnya doang han tapi di kasih mentahnya juga’’kata pak ustadz.
‘’wihhhh dapet berapa itu tadz kira-kira?’’ Tanya saya dengan muka yang
penasaran. ‘’Yaa cukup lah buat seminggu han kan sandang dan pangan di Yaman
harganya terjangkau.’’ Kata pak ustadz. ‘’ ohh begitu tadz iya iya iya.’’ Sahut
saya.
‘’nih .Han pak ustadz kasih tahu yaa ente mau
hidup dimana aja mau di tempat teraman atau terindah di dunia ini pasti ada
susahnya karena hidup itu seperti roda Han kadang di atas kadang di bawah tinggal
kitanya yang harus menyiapkan diri kita. Ketika di atas kita jangan lalai
dengan kenikmatan dan pujian. Dan ketika di bawah kita harus tegar dengan ujian
dan cacian. Dan ingat baik-baik han. Ketika ente sudah lulus dari pondok ini suatu
saat nanti bisa jadi hal yang ustadz pernah lalui bisa terulang kembali kepadamu
han....’’ Kata pak ustadz sambil matanya menatap mataku dengan tatapan yang serius.
‘’Siap pak ustadz insya Allah saya akan
selalu ingat kata-kata antum agar hidup tidak selalu mengeluh. Hmmmm....maksudnya
apa tadz kejadian yang bisa ‘’terulang kembali?’’ Sahutku.
Kring....kring.....kring.... handphone pak ustadz berbunyi. Ternyata istrinya
yang menelepon dan meminta pak ustadz agar cepat pulang ke rumah. Walau rumah
beliau tak jauh dari pondok. Hehehe maklum pengantin baru jadi masih
anget-angetnya kaya kue Putu.
Akhirnya pak ustadzpun disuruh pulang oleh
istrinya. Mungkin ini cara mengakhiri sebuah percakapan antara ustadz dan
santri yang sangat jitu. Karena pak ustadz tak bisa menahan panggilan istri dan
si santripun tak bisa mencegahnya. Yaa mau tak mau saya harus berpisah saat itu
juga di tambah mudabbir bagian ta’lim sudah mengumandangkan suaranya memberitahu
para santri agar bersiap-siap ke masjid untuk melaksanakan pembacaan surat Yasin dan persiapan sholat maghrib. Padahal
masih banyak pertanyaan yang ingin saya tanyakan ke beliau apalagi tentang
kalimat ‘’ Terulang kembali’’. Tapi sudahlah, nanti saja Kalo ada kesempatan
ketemu beliau lagi empat mata.
Seiring berjalannya waktu 3 tahun sudah
percakapan itu berlalu. Tepat pada hari minggu di pagi hari yang sangat dingin
sehingga dinginnya menusuk ke dalam tubuh sekaligus mematikan bakteri-bakteri
yang ada di kasur,selimut,dan bantal (yang banyak ilernya). Aku terbangun untuk
melaksanakan sholat subuh padahal sudah jam 06.51 tapi masih gelap banget.
Karena memang adzan subuh disini saja jam 06.47.
Yupsss, itulah Maroko yang waktu sholatnya
pasti berubah-ubah pada setiap musim. Dan disini musim terbagi menjadi 4 macam.
Musim panas, musim dingin, musim semi, dan musim gugur. Memang di musim dingin
waktu sholatnya ngaret. Tapi berbeda
sekali pada waktu musim panas yang kadang-kadang adzan subuhnya itu bisa jam
03.30 dan maghrib nya jam 19.55. Kebayangkan kalo puasa bulan romadhon disini.
Tapi kalo sudah terbiasa jadi nggak kerasa puasa selama itu.
Casablanca itu lah nama kota tempatku
menuntut ilmu di negeri seribu benteng ini. Nama lain kota ini adalah الدار البيضاء ( Daarul Baidhoi ). Kota yang sangat
ramai dikunjungi para turis ataupun warga lokal. Karena kota ini adalah kota
industri,wisata,dan kota pertama kali yang di injak kalo ke Maroko dari Saudi
karena bandara internasionalnya ada di kota ini. Campuran timur tengah dan
Eropa terlihat sekali disini. Banyak gedung-gedung tinggi yang indah untuk
dilihat terutama masjid Hassan II yang kaya akan ukiran-ukiran khas eropanya.
Setelah
sholat subuh aku melihat isi dompet yang ternyata uangku saat itu sedikit lagi.
Yaa hanya cukup untuk membayar iuran kamar di asrama. Dan dikamar itu makannya
sehari sekali yaitu malam saja dan itupun lauknya hanya telur,sayur,dan nasi.
Di pagi hari kita makannya roti, selai, plus teh dari dapur asrama. Yaa
kadang-kadang kita dikasihnya bukan selai tapi buah zaitun yang pahit itu.
Kalo kata Asep,temanku. kalo dapetnya
zaitun dia bilangnya “zonk euyy”.
Akupun
merenung dan bingung karena bisa jadi seminggu kedepan aku tak punya uang. Kuingin
telepon orang tua tapi mereka sedang umroh dan tak mungkin aku mengganggu
mereka yang sedang khusyuk
beribadah kepada Allah di tanah suci. Akhirnya aku
membaca Al-Qur’an sambil menunggu waktu sholat dhuha untuk menghilangkan
perasaan hati yang sedang bingung agar rezekinya lancar aku membaca surat
Al-Waqi’ah.
Pak kyai
sering berpesan di setiap pengajian mingguan di pondok pas malam Jumat. Beliau
mengatakan para santri harus sering membaca surat Al-waqi’ah setiap hari agar
rezekinya lancar.
Waktu syuruq pun telah lewat dan matahari telah
menyinari kota yang super sibuk ini. Masuk di waktu dhuha akupun langsung melaksanakan
sholat dhuha. Setelah melaksanakannya aku berdoa dengan khusyuk dan mengadu kepada Allah yang maha
pengasih. ‘’ ya Allah yang maha besar. Engkau maha mengetahui segala hal,tiada
yang mengerti perasaan hamba sekarang kecuali engkau ya Allah. Yaa allah
berkahi Rizki hamba dan lancarkan perjalanan umroh ayah dan ibu hamba ya Allah
biar kan mereka tenang menjalani ibadah kepadamu. Amiiinnn qobuul’’.
Tak lama
kemudian ada bang mushtofa jalil ( Kaka kelas yang terkece,terkeren,terhits se-baidhowi. Biasa di panggilnya bang Mus ) datang
dengan membawa handuk,ember kecil yang berisi sabun dan pasta gigi yang sudah
habis. Dia berkata dengan bahasa Indonesia campuran Jawa berlogat ngapak ‘’ han.....Sira ( bahasa Jawa yang artinya
kamu ) punya parfum ora?. ‘’ ada bang tapi Tumben banget hari libur nyariin
parfum?’’ Jawab saya dengan muka keheranan.
‘’ buat
nanti agak siangan berangkat ke acara tasyakuran ulang tahunnya bang faiq di KFC’’ kata bang Mus. ‘’ eh....iya ya bang faiq
ulang tahun? Laaah enggak bilang-bilang yaa bang? Diundang semuanya bang?.’’
Tanya saya. ‘’ iya dia sekarang ulang tahun. Sira aja kali yang belum liat grup
WA. Yaa kalo bang faiq ngundang semuanya yang ada tekor bandar dia. Yaa Cuma kita-kita aja anak casa. Sira nanya banyak banget kaya
wartawan. Tapi saya jadi yaa minta parfum Sira yaa han hehehe ’’. Kata bang
Mus. ‘’ Ashiaaappp’’ sahutku.
Disitu aku
langsung melihat handphone dan nyalakan wifi kamar dan pesan-pesan pun mulai bermunculan.
Yupsss... ternyata benar bang faiq sudah memberitahu kalo sekarang ada
tasyakuran di KFC. Dan ternyata ada pesan terselip dari
bang Zainal (pengurus PPI Maroko). Isi pesannya kalo saya jadi MC di salah satu
kegiatan KBRI ( Kedutaan Besar Republik Indonesia ) dan minggu depannya saya
ada jadwal khutbah Jumat di KBRI juga.
Perasaanku
yang tadinya bingung,gundah gulana,dan sedih sekarang alhamdulillah berubah
senang sekali karena banyak Job pada
minggu ini jadi enggak pusing lagi mikirnya minggu depan ada uang apa enggak. Bisa-bisa
cukup buat sebulan udah gitu sekarang makan ayam lagi di KFC alhamdulillah ini semua rencana Allah harus
di syukuri. Ehhh.....tapi aku jadi ingat perkataan ustadz waktu 3 tahun yang
lalu apakah ini yang dinamakan ‘’ Terulang kembali’’ ?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar