Tinta dan Cinta di Musim Semi
Oleh : Sufi Amri
"Musim semi kembali menyapa setiap jiwa,raga dan rupa. Semua
bermekaran mulai dari bunga dedaunan pepohonan hingga relung hati nun jauh
terdalam pun mekar merekah, ia tersirat tak terlihat namun sungguh terasa hangat
dan dekat. Setiap jiwa dapat merasakan betapa teduh dan segarnya hembusan angin di
musim ini,tiba tiba tangan itu bangun bergerak melambai jari jemari dan
menyapanya lirih agar menari ria di atas permadani kertas berpeluh tinta
menjejaki makna dari sebuah kata yang penuh teka yaitu ‘cinta’”.
Mungkin itulah untaian sajak berserak yang menjadi sekapur sirih dalam
penulisan ini, tak beraturan malah berdesakan nafas berdegup kencang jantung
sejak awal mengurai dan merungkai kalimat demi kalimat berkenaan tema ini. Musim semi kali
ini sama saja seperti tahun-tahun sebelumnya tak ada yang beda, begitulah kata
mereka yang tak merasa. Namun sangat berbeda dengan dia yang di landa hujan cinta, terik cinta, pesona cinta
pemandangan cinta semua tema judul topik dikaitkan dengan padanan lima huruf
yang eksotis ini menjadi sebuah kata sakral C I N T A .Lima huruf yang membuat
dua puluh satu huruf lainnya saling berdesakan saling menyusun rapi merungkai
aksi menanti reaksi. Lantas apa benar sama keadaan mereka?
Oh tidak sungguh jauh berbeda, terlepas dari
pandangan sebagian yang kritisi kalimat "jatuh cinta".
Dia yang saat paginya bangun dalam keadaan “jatuh cinta”, ia mandi “jatuh
cinta”, ia makan minum “jatuh cinta”, ia berjalan, duduk, berbaring pun “jatuh
cinta” bahkan saat ibadah nya pun tak leka dari rasa “jatuh cinta”.
Ia mencoba mengingat-ingat goresan pujangga cinta yang berusaha memahami
maksud dan makna cinta dari berbagai sudut istimewanya, kita lihat saja
akhirnya nanti apakah mungkin cinta bermuara pada satu untaian kalimat atau
mungkin cinta sendiri tak ingin terikat dari satu kalimat, satu waktu, satu
generasi, satu bangsa bahkan satu agama, yang mana singkat katanya cinta itu
lintas dimensi ruang dan waktu.
BiIa mencoba merangkai kata demi kata tentang makna cinta yang sebagian
besarnya mengalir dari mata air ilmu agama agar mereka tahu bahwa di dalam
agama pun ahlinya tak alergi dengan seluk beluk cinta, bahkan cinta thohir
muthohhir bersumber dari agama ini. Jari jemari nya mulai menari mentajallikan
bisikan bisikan seloka hati.
"Saat Tauhid berseru tentang cinta,Indahnya cinta pada dunia
hanyalah fatamorgana belaka sedang cinta pada sang khaliq adalah hakikat dan
kepastian dari cinta. Akhlak pun
bergema bahwa Para pecinta akan lari bila cintanya diwarnai sebab amoral karena
cinta laksana sinar menerangi jiwa yang tulus bukan modus dan takkan pernah
menerima kabut jiwa yang menutupinya.
Fiqih pula
menganalogikan, cinta yang thohir muthohhir adalah cinta yang dibina secara
syari'at sehingga agama tidak mengharamkannya.
Faraidh merinci bagiannya cinta adalah karunia Allah yang di hadiahkan
kepada Adam dan diwariskan pada anak cucunya serta tidak ada seorang pun yang mahjub
dari cinta.
Tafsir berkata cinta membaca serta menafsirkan tingkah laku seseorang sehingga mampu
menguasai seseorang yang di cintai. Sejarah
bernostalgia, cinta lahir dari air
mata yang ditransfer ke hati oleh pikiran yang jernih dan
takkan terkubur kisahnya meski dunia mencoba menutupi.
Nahwu
bercerita rcerita bahwa Cinta adalah sikap amil menurut kehendak hati yang juga
dapat merubah susunan yang murni menjadi suka dan duka .
Sharaf
berkata lain, bila cinta telah datang maka cinta tidak akan mengikuti wazannya
baik perubahan positif maupun negatif .
Tasawuf
menjernihkan semua, cinta ialah menganggap sedikit sesuatu yang banyak yang
berasal darimu,dan menganggap banyak hal yang sedikit yang berasal dari
kekasihmu.
Coba dengarkan lewat tatapanmu,sketsa cinta dari Ibnu Hazm el
andalusi,Imam hafiz faqih filosof serta pujangga ternama pemilik karya "Kalung burung dara" dalam diwan prosa cintanya,
"Duhai sahabat luapkan saja perasaan
cintamu, sungguh opiniku tentang cinta tak beda dengan mu...Cinta ia lahir
bukan oleh paksaan, akan hinalah mereka yang tak mengenal cinta...mereka bilang
cinta bikin kau hina, padahal kau orang paling paham agama....sejak kapan
(kekasih) Muhammad mengharamkan cinta?dan apakah ia menghina umatnya yang jatuh
cinta..?Janganlah kau berlagak mulia dengan menyebut cinta sebagai dosa...Cinta
tak mengenal sebab karena ketika sebab hilang maka hilanglah cinta...Cinta itu
awalnya berupa canda dan setelahnya adalah ketulusan yang sesungguhnya..."
Muaranya, tinta dan cinta filosofinya bahwa keduanya saling menyatu erat seiring berjalan tanpa melepaskan salah satunya.Tinta lambang dari ilmu Cinta pula kiasan sebuah kalbu. Alangkah syahdunya di saat keduanya seirama menjejaki waktu tanpa batas hingga sampai Penghujung alam dunia ia kekal menyatu. Akhirnya,aku di sini tanpa ada kami kamu dan dia,ramai sunyi ceria sepi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar