Tentang sebuah
keputusan besar yang ku ambil, dan tentang mimpi yang tak pernah habis dicari.
Ada sesuatu yang bisa aku petik di awal 2020 ini. Semua berawal dari
keberanian dan kepercayaan.
***
Suatu pepatah yang
berbunyi ‘’Kesempatan tidak datang kedua kalinya” membuatku berfikir jauh ke
depan, selagi aku masih diluar tanah kelahiran (red: Indonesia) dan berada
di ujung Benua Afrika membawa ku ingin melangkah keluar, mengapa tidak? Apalagi di luar sana telah banyak kegiatan
yang berupa Conference, Exchange, MUN, AYIMUN, Volunter, Festival, Seminar,
Symposium yang diadakan di berbagai Negara di Eropa, Asia, maupun di Afrika itu
sendiri. Perihal ini ku tahu karena beberapa pelajar Indonesia di Maroko juga
seperti kak Luqman dan kak Arif yang sering banget mengikuti kegiatan-kegiatan
di luar Maroko membuat ku ingin seperti mereka.
‘’Dialah yang
menjadikan bumi itu mudah bagi kamu untuk di jelajahi, maka jelajahilah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya
lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan .’’ Q.S Al-Mulk Ayat 15.
Di awal tahun
2019, berbagai conferensi ku daftari mulai dari Future News Worldwide yang
berlokasi di UK, Inggris, Venice Seminars in University of Venice yang
berlokasi di Italy, Isfit (International Student Festival ) yang berlokasi di
kota Trondheim, Norwegia, dan berbagai kegiatan lainnya di luar Negara Maroko.
Kegiatan itu
Fully Funded, ada juga yang bersifat partial Funded. Sudah banyak aku mencoba
tapi tak satupun aku lulus darinya, yah walaupun usaha yang ku lakukan ku rasa
telah maksimal, seperti membuat Motivation Letter, membuat CV untuk conference
tersebut, dan mencari orang yang mengenal ku dan bersedia untuk membuatkan Recommendation
Letter untukku. Waktu itu aku memberanikan diri untuk bertemu dengan salah satu
dosenku yang mengajar maddah English di Universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah
di kota Fez, Maroko. Karena aku pikir dialah orang yang pas untuk membuatkan
Recommendation Letter. Alhamdulillah, dosen ku mau dan meminta alamat emailku
pada saat itu juga. Lama aku menunggu Recomendation Letter dari
dosenku tadi, tapi ternyata hasilnya nihil.
Hari demi hari aku lalui, dan berharap Recommendation Letter itu masuk
di emailku, tetapi kenyataanya tidak. Berbagai cara ku lakukan untuk
menghubungi beliau karena saat itu adalah masa-masa ujian telah usai yang di
mana dosen sudah jarang datang ke kampus.
Karena
application sudah mendekati deadline, aku mensugesti diriku sendiri untuk mengikhlaskan
dosen tersebut dan tetap focus ke depan. Akhirnya aku mencari jalan lain, yaitu
menghubungi guru English ku semasa MTS Dan MA. Alhamdulillah, guru English
semasa MTS ku bersedia, mungkin karena prestasi yang ku raih ketika di ajar
olehnya dulu dan melihat semangatku memohon kepadanya untuk membuatkan Recommendation
Letter untukku waktu itu, hehehe. Itulah yang ku alami dulu.
***
Orang hebat
terbentuk dari konflik antara impian dan kondisi lingkungan sekitar. Selagi kau
bisa bernafas bebas untuk berkarya, lalu mengapa engkau memilih ruangan pengap
tuk berjalan di tempat?
‘’Dunia itu
seluas langkah kaki, jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah. Hanya
dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya.’’ Soe Hok Gie
Sampai suatu
hari aku di pertemukan dengan suatu event yang bernama ‘’World Youth Forum”
yang berlokasi di Sharm El-Sheikh, Egypt. Tanpa berpikir panjang aku memutuskan
untuk apply event tesebut. Apalagi event ini aku lihat sangat begengsi dan
semua Fully Funded, mulai dari tiket pesawat pulang-pergi, transportasi selama
kegiatan berlangsung, makan, penginapan, pokoknya di tanggung semua deh oleh
pemerintah mesir, dan ini pesertanya untuk
seluruh dunia. Pesertannya pun yang di terima sangat banyak sampai
ribuan orang, jangankan peserta yang terpilih, pesaingnya pun juga sangat
banyak. Siapa sih yang gak mau ikut event bergengsi seperti ini? Di biayai dan
bisa jalan-jalan ke Mesir lagi hehehe, rugi kalau gak mau ikut. Setelah melihat
di YouTube beberapa mahasiswa Indonesia di belahan dunia yang mengikuti event
bergengsi ini di mesir, Semangat yang aku rasakan semakin membludak untuk
mengikuti event ini, menjadi bagian dari pemuda mendunia, dan menjadi bagian
dari perubahan untuk dunia yang lebih baik.
Karena menurut
aku, siapa saja mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di luar Indonesia,
peluangnya lebih besar untuk mengikuti event ini, dan peserta yang terpilih
dari Indonesia rata-rata dari mahasiswa Indonesia di luar negeri. Mengapa saya
bilang seperti ini? Karena beberapa kenalan di group pendaftar world youth
forum yang lagi sedang menuntut ilmu di Indonesia dan asli penduduk Warga
Negara Indonesia itu juga, mereka gak ada yang diterima biar satu pun, begitu
juga dengan informasi dari tahun-tahun sebelumnya yang saya dapat, maka saya
mengambil kesimpulan seperti itu. Mohon maaf jika ada yang ingin menanggapi
mengenai perihal ini, tetapi itu pendapat saya dari informasi yang telah saya
kumpulkan, hehe. Mereka aja bisa, kenapa saya gak? Saya pasti bisa terpilih
mengikuti event ini, Inshaa Allah
bathinku. Instagram maupun video event
yang di adakan sekali setahun ini, membuat aku semakin termotivasi untuk
menjadi versi terbaik dari diri aku dan aku sadar, bahwa pengalaman dan relasi
itu sangat penting.
Belajar tidak
hanya di dalam kelas, tapi banyak hal yang bisa kita pelajari di luar kelas.
Tentang bagaimana beradaptasi di lingkungan baru, bagaimana kita menghargai
perbedaan, mau dipimpin tidak hanya mau memimpin, dan lain sebagainya. Bertemu
dengan orang baru yang dapat memperluas
wawasan, mengubah cara pandang yang sempit, dan membuat jaringan social semakin
luas.
Di bawah
bangunan atap tua, di tangga rumah, di pojok pintu suthu, di temani dengan buku
mini dan pulpen bertinta hitam, dengan bangga ku tuliskan bahwa bulan Desember
2019 yang akan datang, saya akan ke Mesir untuk mengikuti event World Youth
Forum ini, sekaligus ku tuliskan nama negara-negara impianku yang ingin saya
kunjungi nantinya. Yah, seperti anak kecil kalau di tanya cita-citanya semasa
kecilnya dahulu, wkwkwkw. Mesir, Turki, Paris, Spanyol, Inggris, Belanda,
Jerman,………………. lucu yahhh, tenang-tenang saya masih waras, hehe. Oiya, kecuali
Arab Saudi yaa itu yang paling wajib, ckckck.
Harapanku tak
semenyenangkan itu, berhari-hari dan berminggu-minggu, tak ada email
Congratulation yang ku dapatkan. Beranda Facebook telah dipenuhi dengan kiriman
teman-teman dari seluruh dunia yang telah mendaftar World Yoth Forum ini, ada
yang sudah diterima dan ada juga yang masih belum mendapatkan jawaban sama
sekali. Ya, sama seperti diriku.
Jika kalian bertanya, mengapa aku bisa mengetahui informasi event seperti itu?
Karena Aku punya komunitas di
Facebook bersama teman-teman dari
seluruh dunia yang mendaftar WYF ini juga hehe. Dan tak kalah menghebohkan
ketika ku tahu pada saat itu juga senior aku di Maroko mendaftar World Youth
Forum dan telah mendapatkan email penerimaan, yaitu kak Amanda, yang sekota
dengan ku di Maroko, kak Arif, dan kak Ziyan. Ya mereka baru ku tahu mendaftar
World Youth Forum juga dan telah di terima untuk mengikuti event ini, selamat
untuk kaka-kaka!!!
Pernah berharap
untuk mendapatkan suatu hal yang diinginkan, namun tak kunjung Allah berikan.
Pernah berharap semuanya akan berjalan dengan baik. Pernah berharap agar
semuanya baik-baik saja. Tapi nyatanya harapan tak seindah mimpi bagiku.
Untukku harapan
hanya membawa kekecewaan sedang mimpi adalah sumber kekuatan dan kebahagiaan.
ini hanya soal definisi pribadi. Bagiku Harapan sifatnya hanya sebuah keinginan
tanpa ada usaha dalam mencapainya, sedangkan mimpi selalu membawaku pada
tahapan-tahapan dimana proses adalah sahabat yang sedia membantu menuju mimpi
itu.
Sedih rasanya
saat harapan telah sirna. Namun apakah ada mimpi yang sirna? Bagiku tentu saja
‘’tidak”. Mimpi tetaplah mimpi. Sampai mimpi itu terwujud, dan menjadi
kenyataan. Yang terpenting ada pada indahnya proses yang dilewati untuk menuju
mimpi tersebut.
Tidak
terpilihnya untuk menjadi salah satu peserta untuk mengikuti WYF ini, tidak
membuatku patah semangat. Pada suatu hari, di siang bolong, saat aku buka dan
main instagram, scrolling-scrolling gak jelas,tiba-tiba muncul di beranda
instagram ku Conferense IYS (Istanbul
Youth Summit 2020), waww, apa nih fikirku? Sepertinya seruh…
Ku telusuri
lebih dalam lagi mengenai conference ini, seperti di sambar petir dan tak
berfikir panjang, Turki ah serem, sendiri, gak ada temen, Eropa, bahasa, mata uang Turki tinggi,
penginapan, jauh, mahal, dll itu gak ada di fikiranku sama sekali. Tiba-tiba
difikiran ku terbayang pasti Allah nih yang nunjukin Event ini, ckckc kepedean. Ku siapkan
strategi aku mengikuti tahapan demi tahapan untuk mengapply conference ini,
walaupun ku tahu conference ini self funded.
Setelah ku
telurusi lebih dalam mengenai prosedur pendaftaran Istanbul Youth Summit 2020
ini, ternyata langkah yang harus dilakukan pertama kali sebelum mengapply
conference ini adalah membayar registrasi, seketika itu aku berfikir sejenak,
bagaimana caranya aku membayar registrasi ini? Aku kan lagi di Maroko dan aku
juga gak mau menyuruh orang tuaku untuk membayarkannya, terus bagaimana dong
ya? Karena yang aku tahu negara Maroko adalah negara yang gak bisa mengirim
uang keluar dari negaranya. Aku juga mencari informasi ke beberapa teman-teman
Indonesia mengenai perihal kirim uang ke Indonesia ini, dan hasilnya nihil. Ada
beberapa yang bilang, Maroko hanya bisa menerima uang dan gak bisa mengirim
uang keluar dari negaranya, ada juga yang bilang dan membuatku yakin, makanya
pihak KBRI, jika ingin mengirim uang, beliau nitip sama PPI yang ingin balik ke
Indonesia. Tetapi ini semua tidak membuat ku untuk berhenti menyerah dan aku
coba cari jalan lain, masa ia negara Maroko gak bisa ngirim uang? Ku lihat
baik-baik lagi website Youth Break The Boundaries, dan ada ku temukan tata cara
membayar registrasi bagi warga negara asing di luar Indonesia, dan itu melalui
Western Union, bukannya di Maroko ada Western Union ya? Fikirku. Ah ini mungkin
bisa jadi bahan acuan ku untuk mencari tahunya lebih dalam lagi. Di website
tertera biaya pendaftaran administrasi bagi warga negara Indonesia sebesar RP.
150.000, dan ada juga tertera 10 dollar bagi warga negara asing, yaa 10 dollar
yang harus ku bayar pertama kali untuk mengapply event ini.
Sehabis pulang
dari kampus, ku telusuri jalanan setapak demi setapak, jika ada bank apapun itu
maupun western union yang ku lewati, tak berfikir panjang langsung aku masuk
dan menanyakan kepada pegawai bank mengenai perihal kirim uang ke Indonesia,
dan jawabannya sama sekali mohon maaf tidak bisa dengan muka senyumnya orang
Maroko yang telah ku hafal. Di panas terik siang bolong, bank Sya’bi, bank
CIH,Bank BMCE Afrika, bank Tijari, dan bank-bank yang lainnya tidak ada yang
bisa. Sesekali ku temukan di perjalanan pulang ku dari kampus menuju hay
Western Union, wah ini dia nih yang ku cari-cari, langsung aku masuk di dalam
dan langsung ku temui petugasnya karena pada saat itu cuman aku yang mereka
harus layani, hehe. Dengan muka senang dan gembira yang ku lontarkan kepada
mereka ketika mereka bilang iya, bisa kirim uang. Ku kasihkan passport ku dan
ku perlihatkan ID number kak Laras selaku nomor ID yang tertera di website
tersebut. Firasat ku mulai gak enak, apa yang di lakukan oleh orang ini? Kok
,lama banget? Beliau juga sudah memanggil temannya dan ku lihat satu persatu
mendatanginya dan membantunya di layar computer. Ya Allah pertanda apa ini. Dia
mengembalikan passport dan handphone ku dan meminta maaf sambil tersenyum kecut
mohon maaf kepadaku karena tidak bisa. Yaa Rabb berikan aku kekuatan….
Aku tidak
nyerah dan aku yakin, aku pasti bisa kirim uang ke Indonesia untuk membayar
registrasi ini. Di perjalanan tak berhenti ku bersholawat kepada Nabi Muhammad
SAW, dan ku berdoa agar Allah segera memberikanku pertolongannya. Di dekat CTM
kota Fez, ku temui Western Union lagi,
tak behenti untuk mencoba, aku langsung masuk lagi ke dalam, dan
menjelaskannya. Petugasnya ku lihat sangat ramah, sepasang cewek cowok. Ceweknya cantik, dan cowoknya juga
ganteng hehehe, ku berdoa semoga mereka bisa membantuku. Ada yang mereka tidak
mengerti dan memintaku untuk mencari contoh bukti transfernya beserta account
number, ah account number? Aku gak tahu di website juga gak ada account number.
Langsung ku chat kak laras dan menanyakan mengenai perihal ini kepada beliau di
saat itu juga dan jawaban kak laras ‘’Account Number Western Union? Ga ada,
biasanya pakai itu dan yang lainnya berhasil kayak dari Bangladesh sama Gambia.
Btw, kamu kan orang Indo? Kenapa ga kirim lewat BCA aja? Aku lagi di luar
negeri kak, lagi gak di Indo, hehe jawabku. Iya, bentar aku kasih contohnya,
yeayy Alhamdulilahh ada harapan. Tiba-tiba kiriman gambar dari kak Laras masuk
di notif hanphone ku, langsung ku perlihatkan
ke petugasnya contoh bukti transfernya itu. Petugasnya bilang, okey baik
bisa Inshaa Allah, sambil bercanda gurau kepada ku.
Beberapa selang
kemudian, mereka memanggilku dan ku lihat ada yang mereka ingin jelaskan
kepadaku, ku lihat juga gambar yang di kirimkan kak Laras kepadaku, udah di
tangan mereka dalam bentuk hard copy atas nama aku sendiri, Yeyy Alhamdulillah
berarti udah nih ya? Bisa berarti kirim uang? Gumamku dalam hati, wkwkwk.
Mereka menjelaskanku, kamu mengirim uang sebesar 10 dollar, yang kamu harus
bayar sekitar 255 dirham. Waw, nilai dollar tinggi banget Ya Allah, gapapa,
Inshaa Allah khaer. Ku kasihkan uangku sebesar 300 dirham dan mereka
mengembalikan kembaliannya. Ku fikir jika aku bayar langsung dari Indonesia gak
bakal semahal ini, yang awalnya aku hanya di suruh membayar Rp. 150.000 saja,
dan aku mengirim sebesar 10 dollar yang di mana aku harus membayar sekitar 255
dirham pada saat itu.
Usaha tidak
pernah mengkhianati hasil, proses pertama ku sudah kelar. Langkah selanjutnya
aku di haruskan mengisi link pendaftaran… Alhamdulillah, dari sekian lama aku
mencari Western Union yang bisa membantu ku, akhirnya Allah pertemukan juga
dengan tempat yang ku cari selama ini, ckckck.
Ini baru
langkah pertama, dan masih banyak lagi perjuangan-perjuangan lainnya, jika ku
tuliskan semuaa ku rasa teman-teman bakalan bosan, karena sudah hampir menjadi
seperti buku novel perjuanganku. Seperti bertemu dengan atasan tertingginya
fakultas kampus aku yang dimana mahasiswa tidak boleh bertemu dengan beliau
jika tidak mempunyai kepentingan sama sekali, dan ruangannya amat sangat besar,
aku gak percaya aku bisa masuk keruangan segede itu walaupun aku telah melewati
beberapa proses yang panjang seperti bertemu dengan wakil-wakilnya terlebih
dahulu sebelum aku bisa bertemu dengan
beliau,maupun perusahaan-perusahaan yang
ada di kota Fez, yang mengaharuskan aku melanjutkan hijrah pencarian dana ini
ke kota Rabat, kenapa? Karena perusahaan-perusahaan yang ada di kota Fez sudah
ku datangi semua dan tidak ada satupun yang memberikanku bantuan dana, terakhir
kali perusahaan Coca Cola yang di mana staffnya mengatakan kamu harus keluar
kota untuk bisa mendapatkan bantuan dana, karena kota Fez termasuk kota yang
kecil, peluangnya untuk mendapatkan bantuan dana sangat sedikit, maka dari itu
aku memutuskan untuk melanjutkan pencarian danaku ke kota Rabat. Dengan
segenggam proposal pencarian dana dan booklet IYS 2020, dari perusahan satu ke
prusahaan lainnya ku datangi dengan keberanianku, yang di mana aku gak pernah
ketemu dengan orang-orang besar dan orang-orang kantoran di Maroko sebelumnya.
Yang menguatkan aku juga yaitu teman-teman di group Whattsapp peserta Istanbul
Youth Summit 2020 yang mengikuti event ini juga, sesuai dengan tema event ini
yaitu menciptakan generasi emas untuk tahun 2045, kita di ajarkan betul-betul
untuk menjadi seorang pemimpin bagi diri kita sendiri, dan langkah awalnya
adalah keberanian untuk mendapatkan dan mencari dana dari sponsorship, bukan
cuman aku yang mencari dana sponsorship tetapi participants lain yang mengikuti
event ini juga, kita saling menguatkan satu sama lain. Ada yang poposalnya di
terima dan proposal pencarian dananya akan segera cair dan ada juga yang masih
belum di terima proposalnya.
Hampir di semua
kegiatan yang membutuhkan pendanaan besar tidak pernah luput dari sponsorship.
Sponsor merupakan perorangan/perusahaan yang turut serta membantu memperlancar
kegiatan dalam bentuk yang bisa dikonv ersikan tidak hanya selain uang. Namun
juga bisa dalam bentuk bantuan dana berupa uang Tunai, support akomodasi baik
berupa hotel, tiket pesawat, dan lain sebagainya. Keberadaan sponsor menjadi
sangat penting mengingat tidak semua kebutuhan kegiatan bisa diupayakan
sendiri. Bahkan terkadang sponsor bisa menjadi kekuatan utama dalam kelancaran
mengikuti sebuah kegiatan.
Pengajuan
sponsor juga ke perusahan-perusahaan tidak akan mereka berikan kepada si pemohon
dana jika feedback yang akan di berikan ke perusahaan tersebut nantinya tidak
ada. Yah perusahan tidak akan dong berikan uangnya atau bantuannyanya secara
percuma-Cuma aja, mereka pasti mau mendapatkan feedback setelah mereka membantu
kita untuk mengikuti event tersebut. Atau hasil yang akan kita berikan nantinya
kepada pihak perusahaan tersebut jika kita sudah mengikuti event tersebut dari
bantuan dana yang telah mereka berikan.
Terus gimana
dong ya? Apakah bisa seorang ajanib meminta bantuan dana ke perusahaan-perusahaan
yang ada di kota Fez dan di kota rabat di negara Maroko? Feedback apa yang
nantinya akan saya berikan kepada mereka, jika mereka telah membantuku? Aku kan
bukan Maghribiiyyah, aku kan gak bisa mengabdi untuk maroko? Aku bakalan kembali
ke Indonesia dan akan mengabdi untuk Indonesiaku. Dan benar firasatku,
rata-rata perusahaan yang ku datangi ada yang menjawab, maaf kami tidak bisa
memberikan bantuan untuk warga negara asing yang bukan maghribiyyah itu
sendiri.
Aku gak boleh
nyerah, saat ini aku sudah berada di pertengahan jalan, sulit bagiku untuk
berbalik arah. Uang hotel sebesar RP. 4.500.000 telah di bayar oleh orang
tuaku, yang bisa ku bilang mereka adalah sponsor bagiku dalam soal pengianapan
hotel, yah walaupun dengan perjuangan yang sangat besar untuk meyakinkan beliau
waktu itu. Yang ku fikir sekarang adalah uang Tiket-Pesawat yang harus ku cari
bagaimanapun itu melalui sponsorship yang harus ku dapatkan, aku gak mau minta
lagi ke orang tua ku mengenai uang tiket-pesawat ini, sulit bagiku untuk berbalik ke belakang, jika
tidak semuanya akan menjadi sia-sia. Mungkin inilah yang disebut dengan
kemustahilan. Namun bagiku inilah kekuatan percaya dan harapan. Yah, kuakui ku
terlanjur percaya. Inilah keputusan yang kuambil. Dan yang ku fikir ini
hanyalah sebuah ujian, aku yakin aku pasti bisa ke Turki dan mendapatkan
bantuan keuangan. Jika tidak ada ujian, bagaimana kamu akan menghargai
kesuksesan? Bukankah kemenangan akan manis jika di sandingkan dengan pahitnya
perjuangan. Aku yakin ketika kakiku mampu membuat langkah pertama, itu artinya
aku mampu untuk melewati langkah-langkah selanjutnya.
Alhamdulillah
dengan melewati proses yang amat sangat panjang, yang tidak bisa ku ceritakan
semuanya di sini dan masih banyak perjuangan-perjuangan yang lainnya, seperti
perjuangan apply visa (perjuangan apply visa ini, jika di ceritakan bisa jadi
seperti satu buku juga karena mengapplynya butuh perjuangan banget wkwkw, jadi
aku gak menceritakannya) perjuangan memohon kepada orang tua yang ku ceritakan
hanya sekilas tadi, perjuangan mengaduh kepada sang ilahi yang di mana setiap
sholat ku bawakan proposalku kepada-Nya di atas sajadahku, Keberanian meminta
bantuan dana di Indomie karena ku tau pihak Indomie selalu membantu PPI dalam
kegiatan acara-acara, tetapi jawabannya mohon maaf tidak bisa di bantu kalau
soal individu, perjuangan mencari pelajar Indonesia yang ada di Turki dan
perjuangan mencari alamat yang mengharuskan aku
untuk berjalan kaki di jalan raya siang bolong di kota Rabat seperti pengemis
di jalanan, karena di PHP-In oleh perusahaan yang menyuruh ku untuk mendatangi
perusahaan satu ke perusahaan lainnya yang hasilnya tetap nihil, sambil membawa
proposal dan booklet IYS di kedua tanganku, belum lagi air mata yang ku tahan
ketika bertanya alamat kepada polisi yang lagi sedang patroli di jalanan, dapat
ku pastikan polisi itu mengasihaniku karena telah melihat ku bolak balik di
jalan raya dan ku sempatkan berbicara kepadanya ketika sedang lampu merah untuk
menanyakan alamat, sambil mata yang berkaca-kaca dan suara yang gak bisa di
atur lagi.
Waktu berlalu
begitu panjang dan tenaga hampir saja habis karenanya, namun di detik-detik
terakhir kondisi berubah diluar perkiraan, alhamdulillah aku akhirnya
mendapatkan bantuan dana dari KBRI yang di mana aku di sambut baik oleh Pak
Dubes, walaupun pada saat itu pak Dubes lagi sibuk, wkwkw. Mohon maaf aku tidak
bisa menyebutkan totalnya berapa, hehe. Bantuan dana dari hamba Allah, dan juga
bantuan dari kedua orang tuaku atas pertolongan dan Izin Allah. Semua rencana
besar butuh mental yang besar untuk menggapainya. Ketika hari ini kamu memiliki
sebuah rencana besar, lakukanlah sepenuhnya. Ketika kamu merasa akan gagal,
jangan pernah berbalik dan menyerah. Kamu tidak pernah tau apa yang ada di
balik tantangan itu, siapa tau di balik tantangan itu yang akan mengantarkanmu
kepada tujuan mu yang sebenarnya. Bukankah di balik kegagalan ada kesuksesan
yang tengah menanti? Bukankah banyak orang yang gagal dulu baru berhasil? Oiya,
aku juga mendapatkan penginapan yaitu sebuah apartement dari temanku orang
Turki yang di mana aku gak membayar sama sekali dan itu gratis selama kegiatan
IYS 2020 telah usai sampai aku balik ke Maroko. Dan Apartementnya itu sangat
mewah sekali bagi aku yang masih seorang pelajar yang jika di suruh membayar
sudah ku pastikan hampir sama dengan harga tiket pesawat ku ke Turki,
Alhamdulillah Allah menunjukkan keajaibannya, jadi bisa di bilang di luar
kegiatan IYS aku gak membayar penginapan sama sekali.
Aku
menceritakan kisahku melalui menulis mingguan PPI Maroko ini kepada teman,
kaka, dan adek-adek sekalian bahwa saya ke Turki tidak dengan perjuangan yang
biasa-biasa saja, tetapi dengan perjuangan yang amat sangat luar biasa. Banyak
orang yang mengira bahwa kepergian saya ke Turki terlihat baik-baik saja dan
lancar. Seperti tak pernah merasakan perjuangan. Hanya berisi untain bahagia,
tidak sama sekali. saya pernah kecewa, saya pernah frustasi, saya pernah ingin
nyerah, dan saya pernah berada di titik terendah sekalipun.
saya juga
menceritakan ini, bukan untuk mau di kasihani, bukan untuk di katakanan paling
hebat, bukan juga untuk di katakan paling berani, dan bukan juga untuk di
katakan yang paling kuat dan kaya, tetapi ini ku ceritakan semata-mata sebagai
motivasi kepada teman-teman semua bahwa jika teman-teman punya impian tidak ada
yang mustahil dan itu semua bisa terwujud jika teman-teman ingin keluar dari
zona nyaman untuk mewujudkan cita-cita/impian teman-teman itu. Dan bukan hanya
untuk soal perihal ke negara saja semua jenis cita-cita dan impian apapun itu
semua tidak ada yang mustahil.
Menjalani
kehidupan akan selalu melewati fase-fase. Dulu kita hanya anak kecil yang penuh
ketergantungan, apapun itu bergantung kepada kedua orang tua, namun seiring
berjalannya waktu, umur menuntuk kita untuk meninggalkan ketergantungan
tersebut dan menukarnya dengan tanggung jawab. Bahkan pada titik tertentu dan
pada impian dan cita-cita kita sekalipun terkadang membuat kita berpikir untuk
berhenti.
Saudaraku,
janganlah berhenti walau rasanya berat untuk di lanjut, bersabarlah karena
kedepannya akan ada jiwa-jiwa yang berharap penuh dan membutuhkanmu, akan ada
insan-insan yang bergantung padamu yang telah biasa dengan pengalaman hidup
yang telah kau dapatkan. Memang berat, tapi yakinlah semuanya akan berujung
manis, karena hakikat kehidupan adalah ‘’tempat latihan’’ untuk menjadi
jiwa-jiwa yang siap sedia bagi mereka-mereka yang butuh akan peran dan
kontribusi kita para wakil Allah dimuka bumi. (Qs: Al – Baqarah : 30)
Pilihan yang
dipilih oleh mereka yang menyadari bahwa hidup selalu mengulangi siklus yang
sama. Pilihan yang dipilih oleh mereka yang selalu punya alternatif. Pilihan
yang diambil oleh mereka yang percaya akan hari esok. Pilihan untuk mereka yang
tidak pernah mengenal kata sudah sebelum bisa.
Terima kasih
untuk ayah dan ibuku, keluarga tercinta yang dalam diamnya selalu mendoakan di
setiap langkahku, kepada Pak Dubes RI Bapak Hasrul Azwar, Ibu Lidia Helman
selaku bendahara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Maroko, Mas Ihsan ketua
Perhimpunan Pelajar Indonesia di Maroko, mba Nadia Farissa, dan Mba Billahi
kafina, mba Muthiara Ramadhani, yang telah banyak membantu dan memberikan saya
support dan semua orang yang telah membantu saya sampai bisa berada di pulau
Turki ini. Semoga selalu di beri kesehatan dan kemudahan di setiap urusan, dan
di mudahkan urusannya dalam menyelesaikan pendidikan di Maroko dan segera balik
ke Indonesia untuk mengabdi pada bumi pertiwi.
Maafkan jika
dalam tulisan ini masih banyak kekurangan baik dalam bentuk kata yang masih
jauh dari kata sempurna maupun tulisan yang masih sangat jauh dari kata
lengkap, maafkan jika saya tidak menuliskan lebih rinci lagi mengenai apa sih
kegiatan Istanbul youth Summit 2020 ini, dan maafkan jika saya tidak menuliskan
point-point penting yang telah saya dapatkan setelah mengikuti symposium Istanbul youth summit 2020 ini,Inshaa Allah
pada kesempatan yang sama saya akan kembali menuliskan dengan lebih rinci lagi
mengenai Istanbul Youth Summit 2020 ini. Atau bisa menghubungi saya di istangram
@arisharezky_atau di Whatssapp +212630922191 jika ada pertanyaan lebih lanjut,
sekian dan Terima Kasih, salam sukses dari saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar