![]() |
Perhimpunan Pelajar Indonesia di Maroko mengadakan pertemuan hangat
dengan Prof. Dr. Musthafa Al´Khatiri, Ketua Perwakilan Tinggi Perlawanan Imperalisme
dan Pahlawan Kemerdekaan Maroko. |
Di awal pertemuan, Dr.
Musthafa Al-kathiri menerima kami dengan sangat baik dan ramah serta menyambut
dengan senang hati diskusi yang dibahas bersama Dr. Mariam Ait Ahmed dan Dr.
Muhammad Mahrez seputar peranan penting historis Indonesia dalam mendukung
perjuangan Maroko untuk menyampaikan deklarasi kemerdekaan di Konferensi Asia-Afrika
yang diselenggarakan pada tahun 1955 di kota Bandung Jawa Barat dengan dipimpin
langsung oleh Presiden Soekarno. Dalam kesempatan ini pula, perwakilan anggota
PPI Maroko menyampaikan keinginannya untuk melakukan penelitian sejarah antara
Indonesia dan Maroko dalam aspek perjuangan kemerdekaan dan keagamaan.
“dalam rencana penelitian ini
kami ingin meminta dukungan dari bapak untuk memberikan data-data yang
berkaitan dengan topik tersebut sebagai bahan referensi rujukan kedepannya
nanti.” Tutur Alfian.
Dr.
Musthafa Al-kathiri mengapresiasi inisiatif penelitian sejarah memori antara
Maroko dan Indonesia tersebut. Ia juga mengungkapkan kesiapannya untuk bekerja
sama dengan mahasiswa dan peneliti, baik di Maroko ataupun Indonesia untuk
bekerja keras dalam penelitian ini.
“saya
akan menghubungi ketua bagian penerbitan yang memegang dokumen-dokumen tersebut
hingga nantinya kalian akan diarahkan bagaimana alur peristiwa sejarahnya.” Ujar beliau.
Apalagi
Indonesia menurut sejarahnya, dihadiri oleh beberapa orang Maroko yang berjihad
dan berdakwah di Indonesia. Seperti halnya Imam Maulana
Malik Ibrahim al-Maghribi (Sunan Gresik), salah satu dari walisongo yang
memperkenalkan Islam ke Indonesia. Ketua Perwakilan Tinggi untuk Perlawanan
imperialisme dan pahlawan kemerdekaan, Dr. Musthafa Al-kathiri juga merujuk
pada peran peradaban Ibnu Battuta di Indonesia.
Semua
pengakuan ini cukup untuk mendukung proyek pengembangan hubungan melalui
penelitian ilmiah yang akan kami upayakan antara kedua negara sahabat, Maroko
dan Indonesia. Sebelum pertemuan berakhir, kami dipertemukan oleh Dr. Abdul
Hamid Al-mudhin, ketua bagian penerbitan di gedung perwakilan tersebut untuk
membahas langkah awal proyek penelitian tersebut.
“semua
dokumen yang dibutuhkan nanti ada di kantor ini dan saya akan membantu kalian
dalam memahami bagaimana alur sejarahnya sesuai dengan arahan bapak ketua.”
Berkat
pertemuan ini, kami mendapatkan izin rekomendasi dari Dr. Mustafa Al-Kathiri
untuk bergelut dengan dokumen-dokumen penting tersebut guna proyek penelitian. Hingga
akhirnya, pertemuan ditutup dengan sesi poto bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar